'Godfather of AI' Membahas Bahaya yang Ditimbulkan oleh Teknologi yang Sedang Berkembang terhadap Masyarakat

Artificial Intelligence (AI) semakin berkembang pesat dan menimbulkan kekhawatiran di Washington dan seluruh dunia. Wakil Presiden Kamala Harris bertemu dengan eksekutif perusahaan-perusahaan terkemuka dalam pengembangan AI, seperti Microsoft dan Google. Dalam pertemuan tersebut, Wakil Presiden membahas beberapa risiko yang semakin berkembang dan menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan memiliki kewajiban moral untuk mengembangkan AI dengan aman.

Pertemuan tersebut dilakukan beberapa hari setelah salah satu tokoh utama dalam bidang AI mengumumkan pengunduran dirinya dari Google karena kekhawatirannya terhadap masa depan AI yang dapat berpotensi tidak terkendali. Sekarang, kita akan mendengar lebih banyak tentang kekhawatiran tersebut dari Dr. Jeffrey Hinton, yang bergabung dengan kita dari London. Terima kasih telah bergabung dengan kami.

Apakah Anda merasa lebih bebas untuk berbicara tentang kecerdasan buatan yang sekarang Anda anggap berisiko, dibandingkan saat Anda masih bekerja di Google? >> Bukan karena saya tidak bisa berbicara secara bebas saat bekerja di Google, tetapi ketika Anda bekerja untuk sebuah perusahaan, Anda cenderung melakukan sensor diri. Anda memikirkan dampaknya terhadap perusahaan.

Saya ingin dapat berbicara tentang risiko-risiko AI super cerdas tanpa harus memikirkan dampaknya terhadap Google. Geoff: Apa saja risiko-risiko tersebut? >> Ada beberapa risiko yang berbeda. Ada risiko munculnya berita palsu sehingga kita tidak lagi tahu apa yang benar. Ada risiko mendorong polarisasi dengan mengajak orang untuk mengklik hal-hal tertentu.

Ada risiko menganggurkan orang. Seharusnya AI meningkatkan produktivitas dan memberi manfaat bagi semua orang. Tetapi ada kemungkinan hanya membantu orang kaya. Ada risiko lain yang ingin saya bahas. Banyak orang lain membahas risiko-risiko lain, termasuk bias dan diskriminasi.

Saya ingin membicarakan risiko yang berbeda, yaitu risiko AI super cerdas mengambil alih kendali dari manusia. Geoff: Bagaimana perbandingan antara kecerdasan manusia dan kecerdasan mesin? >> Itu adalah pertanyaan yang sangat bagus dan saya memiliki jawaban yang panjang. Kecerdasan biologis menggunakan daya sangat sedikit. Kita hanya menggunakan 30 Watt.

Kita memiliki banyak koneksi, sekitar 100 triliun antara neuron. Pembelajaran dapat mengubah kekuatan koneksi tersebut. Kecerdasan digital yang telah kita ciptakan menggunakan daya yang besar saat dilatih. Ia memiliki lebih sedikit koneksi, hanya 1 triliun, tetapi ia dapat belajar jauh lebih banyak daripada satu orang, yang menunjukkan bahwa ia merupakan algoritma pembelajaran yang lebih baik daripada otak.

Geoff: Apa yang akan dilakukan sistem AI yang lebih cerdas daripada manusia? Apa kekhawatiran yang Anda miliki?

Dr. Hinton: Pertanyaannya sangat penting. Jika kita mencapai titik di mana AI menjadi lebih cerdas daripada manusia, maka ada potensi bahwa sistem tersebut dapat mengambil alih kendali dan mengendalikan keputusan yang sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Ini merupakan kekhawatiran yang signifikan.

Dalam hal ini, ada beberapa skenario yang dapat menjadi masalah. Misalnya, jika AI super cerdas digunakan dalam sistem keamanan atau militer, kemampuan untuk mengambil keputusan yang melibatkan nyawa manusia dapat berada di tangan sistem tersebut. Hal ini meningkatkan risiko kesalahan atau penyalahgunaan yang bisa berdampak sangat serius.

Selain itu, ketika sistem AI menjadi sangat cerdas, ada juga kekhawatiran tentang masalah kontrol dan pemahaman. Apakah kita benar-benar dapat memahami dan mengontrol sepenuhnya bagaimana sistem tersebut bekerja dan membuat keputusan? Ketika AI mencapai tingkat yang jauh melebihi pemahaman manusia, ada risiko hilangnya kontrol dan pemahaman tersebut.

Geoff: Bagaimana kita dapat mengatasi risiko-risiko ini?

Dr. Hinton: Menghadapi risiko-risiko ini membutuhkan pendekatan yang berimbang antara pengembangan teknologi AI dan kesadaran akan dampaknya terhadap masyarakat. Perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam pengembangan AI perlu mengadopsi prinsip keamanan dan etika yang kuat dalam setiap tahapan pengembangan.

Pemerintah juga memiliki peran penting dalam mengatur dan mengawasi penggunaan AI, khususnya dalam konteks yang berkaitan dengan keamanan dan aspek kritis lainnya. Keterlibatan para ahli dan pemangku kepentingan dalam mengembangkan kebijakan yang sesuai juga sangat penting.

Selain itu, penelitian lanjutan dan perdebatan publik mengenai etika dan keamanan AI perlu terus dilakukan. Dengan melibatkan berbagai pihak, kita dapat membangun pemahaman yang lebih baik tentang risiko dan memastikan bahwa kecerdasan buatan dikembangkan secara bertanggung jawab.

Geoff: Terima kasih atas wawasan yang berharga, Dr. Hinton. Kita harus terus memantau perkembangan AI dengan cermat dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk meminimalkan risiko yang mungkin timbul. Terima kasih telah bergabung dengan kami.

Dr. Hinton: Terima kasih telah mengundang saya. Semoga kita dapat mengelola perkembangan AI dengan bijak untuk kebaikan kita semua.

Demikianlah pembahasan singkat mengenai bahaya yang ditimbulkan oleh teknologi AI yang sedang berkembang terhadap masyarakat. Penting untuk terus mengawasi perkembangan ini dan mengambil langkah-langkah yang tepat dalam mengelola risiko yang terkait dengan kecerdasan buatan.

Related Keyword / Kata Kunci Terkait: Kecerdasan Buatan, Risiko, Keamanan, Pengelolaan Data, Privasi, Pertumbuhan Ekonomi, Etika, Regulasi, Transparansi

Meta description: Temukan dampak kecerdasan buatan pada keamanan, privasi, dan regulasi data. Pelajari risiko dan etika dalam pengelolaan data untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Post a Comment for "'Godfather of AI' Membahas Bahaya yang Ditimbulkan oleh Teknologi yang Sedang Berkembang terhadap Masyarakat"